Monday, June 18, 2007
MaaF...
Gemertak gigi terasa ngilu,
terkatub rapat dikulum senyum datarku...,
Aku tercekat menahan dingin yang mendera,
saat hujan memandikanku tanpa permisi...
Ya..., kunikmati tiap rintiknya...
yang menampar pias rona wajahku,
dengan terpejam kucoba senandungkan
gita senduku yang sudah tanpa nada...
dalam larik-larik kosong tanpa kata
perlahan kutatap langit,...
dengan tengadah kularut bersama gelisah angin laut;
suara hatiku...merintih,
tertatih dalam pilu,
ditelan deru hujan yang tersenyum sinis..,
hentikan... sentakku lirih,
cukup... biarkan aku sendiri...
mengapai bayang-bayangmu,
yang kini kian pudar;
Maafkan aku menyayangimu...
terkatub rapat dikulum senyum datarku...,
Aku tercekat menahan dingin yang mendera,
saat hujan memandikanku tanpa permisi...
Ya..., kunikmati tiap rintiknya...
yang menampar pias rona wajahku,
dengan terpejam kucoba senandungkan
gita senduku yang sudah tanpa nada...
dalam larik-larik kosong tanpa kata
perlahan kutatap langit,...
dengan tengadah kularut bersama gelisah angin laut;
suara hatiku...merintih,
tertatih dalam pilu,
ditelan deru hujan yang tersenyum sinis..,
hentikan... sentakku lirih,
cukup... biarkan aku sendiri...
mengapai bayang-bayangmu,
yang kini kian pudar;
Maafkan aku menyayangimu...
Labels: Poetry
Posted by Ichad at 9:30 PM
0 Komentar (klik disini..)
0 Komentar (klik disini..)